Senin, 11 Februari 2008

Dua Tahun Dibiarkan Reot, SDN Kampung Selat Roboh
*Pemerintah KKR Diharapkan Segera Memperbaiki

Tantra Nur Andi
Borneo Tribune, Pontianak

Sejak program SD Impres yang dicanangkan Soeharto—mantan presiden Indonesia—tahun 1970-1980 lalu, banyak bangunan SD di Kalbar belum direnovasi. Akibatnya banyak bangunan SD yang kini sudah rusak parah.
Kondisi ini juga menimpa SDN 44 Kampung Selat, Desa Pulau Limbang, Kecamatan Sungai raya, Kabupaten Kubu Raya. Sekolah itu roboh dan Desember 2007 lalu. Proses belajar mengajar hingga kini terhambat. Sampai sekarang sekolah tersebut belum mendapat perhatian pemerintah untuk segera diperbaiki.
“Dibiarkanya sekolah dalam kondisi yang rusak tersebut akhirnya mengakibatkan sekolah tersebut roboh 14 Desember lalu,” Ketua (Pengurus Besar Nahdatul Ulama) PBNU Kabupaten Kubu Raya, Abdullah H.S, Kamis (7/1).
Abdulah menemukan kondisi ini saat berkunjung ke sekolah tersebut beberapa waktu lalu. Menurutnya kondisi SDN ini sudah rusak sejak 2 tahun lalu. Namun sama sekali belum mendapatkan perhatian pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten.
SDN 44 Kampung Selat ini adalah SD di wilayah terpencil, di bagian timur kabupaten Kubu Raya. Perjalanan menuju sekolah ini dari kota Pontianak memakan waktu sekitar 9 jam menyelusuri Sungai Kapuas ke arah Tayan Kabupaten Sanggau. Hinga saat ini sekolah itu Cuma memiliki 63 siswa, 5 orang guru termasuk kepala sekolah.
Akibat robohnya sekolah, setiap hari murid SDN 44 ini terpaksa belajar di rumah-rumah dinas guru yang kondisinya juga sudah rusak. Atapnya bocor, lantainya lapuk, bahkan ada beberapa rumah dinas guru yang dinding rumahnya sudah jebol.
Abdullah menceritakan saat mengunjungi sekolah ini, siswa-siswi SD 44 belajar tanpa fasilitas yang memadai. Papan tulis, alat tulis, meja dan kursi hampir tidak ada. Tak jarang mereka belajar di lantai rumah-rumah dinas guru tadi.
“Jangankan alat-alat perlengkapan praktek untuk menunjang siswa belajar seperti yang diinginkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), untuk sekadar memperagakan atau mencontohkan meteri pelajaran seperti bentuk kubus, balok dalam pelajaran matematika saja sulit,” jelasnya.
Nurid-murid malang itu hanya belajar seadanya, bahkan buku-buku pelajaran jumlahnya tidak mencukupi. Dengan keadaan seperti ini para siswa tidak akan bisa mengembangkan potensi dirinya dengan baik. Jangan untuk itu, bisa melaksanakan proses belajar pelajaran umum saja sudah sukur.
Kondisi ini kata Abdullah yang juga salah satu bakal calon Bupati Kubu Raya berharap pemerintah Kubu Raya segera memperhatikan dan memperbaiki bangunan SDN ini. Kalau tidak, sulit mengharapkan mutu pendidikan murid-murid SDN 44 Kampung Selat lebih baik. Mereka akan semakin tertinggal jauh dibandingkan anak sekolah lain.
Budin (44) salah seorang warga Kubu Raya mengaku sangat prihatin dengan kondisi sekolah ini.
”Saya tak bisa membayangkan jika anak saya yang sekolah disana,” ujarnya. Budin adalah warga Sungai Raya yang anaknya sekolah di salah satu sekolah berkualitas di Kota Pontianak.

Tidak ada komentar: