Jumat, 14 Desember 2007

Gubernur Terpilih Jangan Terjebak Kalkulasi Ekonomis

Meriahnya kegiatan kampanye calon-calon gubernur Kalbar seperti mendatangkan artis dan adanya doorprize sehingga membuat besarnya anggaran yang dikeluarkan oleh calon gubernur hingga miliaran rupiah ini mendapat sorotan dari Dr. Zulkarnaen, Ketua Program Magister Fisip Untan.
Zulkarnaen mengkwatirkan jika gubernur yang terpilih nanti mengkalkulasikan secara ekonomis jumlah uang yang ia keluarkan untuk menjadi gubernur maka bisa dipastikan ia akan berupaya mengembalikan modal yang ia keluarkan selama kampanye dengan berbagai cara seperti korupsi.
“Ini terjadi jika calon gubernur yang ada sekarang terjebak pada kalkulasi ekonomis dan menganggap pengeluaran selama kampanye sebagai investasi untuk mendapat keuntungan. Apalagi kalau ternyata calon-calon gubernur yang ada lemah dalam pengabdian,” ungkapnya.
Zurkanaen berpendapat sebenarnya demokrasi itu tidak mahal, jika kegiatan kampanye dilangsungkan secara sederhana tanpa harus membuang-buang dana miliaran rupiah. “Cukuplah dengan berkampanye menyampaikan program kerjanya, tidak perlu harus mengundang artis atau memobilisasi massa dari suatu daerah untuk mengikuti kampanye,” tambahnya.
Menyikapi program kerja yang di usung oleh para calon, Zulkarnaen menilai program kerja yang diusung di kampanye hanyalah sebatas pada tataran retorika belaka. “Mestinya para calon juga memaparkan juga strategi apa yang akan dilakukan untuk mengimplementasikan program kerjanya,” usul Zulkarnaen.
Yang lebih parah lagi, lanjut Zulkarnaen para pemilih saat ini sudah terjebak pada kedekatan emosionalnya dengan para calon, misalnya kedekatan dari faktor etnis. Keadaan ini sangat memprihatinkan dimana ketika pemilih tidak lagi menilai program kerja yang diusung calon tapi lebih mengedepankan loyalitas etnis. “Kita berharap para pemilih membuka nati nuraninya dalam menentukan pilihan jangan hanya terjebak pada emosional sesaat. Dan saatnya lah pilkada Kalbar menghasilkan pemimpin yang terbaik,” harapnya
Program kerja yang diusung para calon hanya sebatas wacana kampanye belaka juga disesalkan oleh Agus Setiadi, Mahasiswa Teknik Untan. Ia berpendapat program-program kerja yang diusung para calon terkesan muluk-muluk. Dan mestinya dalam hal ini media mainstream harus memiliki peran yang besar dalam proses pencerdasan bagi masyarakat. Jangan lakukan pembodohan pada masyarakat awam.
“Saat ini masyarakat Kalbar dihadapkan pada persoalan yang cukup dilematis. Di satu sisi masyarakat harus memiliki gubernur sebagai pemimpin di sisi lain masyarakat di hidangkan pilihan calon gubernus yang semuanya terkesan seperti nasi basi, sayur basi, dan lauk basi sehingga rakyat Kalbar akan sakit perut,” ungkapnya. Agus menilai pilkada Kalbar tidak akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas karena calon-calon yang di sandingkan kepada rakyat adalah orang-orang yang juga tidak berkualitas. “Lihat latar belakang kemampuan mereka selama ini, apa yang telah perbuat untuk Kalbar, mereka hanya bisa mengaku sebagai pejuang tapi apa yang telah mereka perjuangkan,” tanya Agus.

Tidak ada komentar: