Zikir Bersama Sambut Tahun Baru 1 Muharam
Tantra Nur Andi
Borneo Tribune, Pontianak
Koordinator Peringatan Hari Besar Islam Masjid Baitul Jama’ah, Mulyanto mengatakan menyambut tahun baru 1Muharram 1429 H, Masjid Baitul Jama’ah di Jalan Tabrani Ahmad Gang Maria 2 Pontianak mengadakan acara Dzikir bersama yang akan dipimpin langsung oleh Ustat. Drs. H. Zamhuruddin dan Ustadz. Akhmad Hamzah.
“Dzikir bersama ini akan dilaksanakan (9/1) pukul 18.30 WIB di masjid Baitul Jama’ah,” katanya.
Bagi Mulyanto tahun baru Hijriah merupakan tonggak atau babak kebangkitan Islam. Peristiwa maha penting ini serta-merta mampu merombak tatanan masyarakat, dari konstalasi yang tak beradab menjadi tatanan yang manusiawi, berkeadilan, dan menjunjung tinggi martabat dan harkat manusia. Karena itu, bagi umat Islam tahun baru hijriah akan tetap memiliki makna dan pengaruh kuat di sepanjang zaman.
Dan sejarah bukanlah catatan mati yang terkubur, melainkan berupa isyarat yang hidup dan terus menyinari dinamika dunia Islam. Hijrah adalah aktivitas kreatif yang membebaskan manusia dari kejumudan menuju keterbukaan, dari keputusasaan menjadi penuh harapan, bahkan dalam kesusahan terberat sekalipun.
Saat ini, bangsa Indonesia menghadapi berbagai persoalan kebangsaan. Mulai dari rapuhnya manajemen penyelenggaraan negara sampai pada rentetan bencana alam maupun sosial, seperti pengangguran dan kemiskinan yang belum mampu diatasi. “Bisakah umat Islam Indonesia menjadikan spirit hijrah untuk memperbaiki dan mengubah situasi petaka ini sehingga lebih baik di masa yang akan datang? Inilah tantangan umat Islam Indonesia saat ini,” ujarnya.
Melalui semangat hijrah, katanya umat Islam harus membangun dan menegakkan persatuan umat Islam. Jadikan perbedaan sebagai berkah atau jalan menuju kesempurnaan iman. Untuk konteks ini, spirit tasawuf dapat dijadikan teladan. Tasawuf menganjurkan agar antar manusia saling bekerja sama, menjembatani semua kebudayaan dan tidak pernah berjuang untuk kekuasaan, dan meyakini perubahan dapat terjadi jika seseorang mengubah (hijrah) hatinya yang membatu menjadi emas. Melalui spirit tasawuf, umat Islam mengubah mode perjuangannya; dari wadah ke isi dan dari sekadar menampilkan ornamen yang kerap dianggap “duri” bagi pihak lain menjadi sumber inspirasi bagi perbaikan dan kebaikan kehidupan bersama. ■
Senin, 21 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar