Tantra Nur Andi
Borneo Tribune, Pontianak’
Momen menyambut malam tahun baru yang tinggal beberapa hari lagi tidak disia-siakan oleh para pedagang terompet. Adanya tradisi berpawai keliling sambil meniup terompet ini akan benar-benar membawa keuntungan bagi mereka.
Salah satunya Suparman (37), seorang pedagang terompet yang mulai menjajakan terompetnya di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman. Dikatakan ia mulai memproduksi berbagai jenis terompet untuk dijual. Terompet-terompet ini dijual dengan harga yang bervariasi, sesuai bentuk dan ukuran.
Kalau yang berbentuk biasa harganya Rp 4.000, sedangkan untuk terompet yang dibentuk dengan ukiran harganya Rp 7.000. “Tahun ini rencananya saya akan memproduksi sekitar 2.000 terompet. Lebih sedikit dari tahun kemarin, yang 4.000 terompet. Sayangnya malam tahun baru lalu hujan lebat, jadi tidak banyak yang membeli. Makanya tahun ini saya mengurangi jumlah produksi. Karena masih ada sisa terompet tahun lalu,” terangnya.
Dikatakan, selain menjualnya sendiri, terompet-terompet yang ia produksi itu didistribusikan ke pedagang terompet lain. Baginya malam tahun baru adalah malam untuk mendapatkan rezeki besar. Karena jika tidak menjelang tahun baru, ia hanya berdagang balon dan mainan anak-anak. Untungnya tidak begitu besar.
“Sebenarnya malam tahun bukanlah malam yang spesial bagi saya. Karena saya tidak pernah membuat acara khusus untuk menyambut tahun baru. Ya hanya sekadar memanfaatkan momen dengan membuat terompet,” kata Suparman yang juga warga Jalan Perdamaian Komplek Alam Damai Indah 3.
Pendapat yang sama juga diungkapkan Wandi, pedagang terompet di jalan A.Yani. Ia berharap malam tahun baru nanti tidak seperti malam tahun baru kemarin yang hujan sehingga dagangannya kurang laku. Padahal pada malam tahun 2005 dan 2006 ia memperoleh keuntungan besar dari hasil menjual terompet.
“Malam tahun 2005 lalu saya menjual habis 500 terompet dengan rata-rata harga terompet Rp 6.000. Dan malam tahun baru 2006 saya mendapat keuntungan Rp 4 juta dari penjualan terompet,” ujarnya.
Seperti juga Suparman, bagi Wandi malam tahun baru tidak lebih sebagai malam mencari keuntungan dari memanfaatkan moment. Karena ia juga tidak melaksanakan acara khusus.
“Ya paling-paling setelah habis menjual terompet saya dan teman-teman Cuma baker-bakar jagung sambil mendengarkan musik,” katanya.
Wandi cuma berharap seiring denga pergantian tahun maka juga ada perubahan nasib hidupnya. Ia berharap ditahun 2008 bisa mendapatkan pekerjaan tetap tidak seperti tahun 2007. □
Selasa, 01 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar