Sabtu, 05 Januari 2008

216 Posyadu Siap Layani Penderita Gizi Buruk

Tantra Nur Andi
Borneo Tribune, Pontianak

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Dr. Hj. Lily Sadiah Aryanto mengatakan ada 216 posyandu di Kota Pontianak yang selalu siap melayani para penderita gizi buruk. Jika ada masyarakat yang datang membawa penderita gizi buruk ke posyandu maka akan segera ditangani dengan cepat dan sampai pulih dari gizi buruk. Penangani penderita gizi buruk ini akan dilakukan secara gratis karena Dinas Kesehatan memiliki program perbaikan gizi. Program ini meliputi program peningkatan gizi masyarakat, peningkatan gizi istitusi, peningkatan gizi klinik dan pengadaaan program sarana pengadaan gizi.
Untuk program peningkatan gizi masyarakat dilakukan langkah penimbangan balita. Penimbangan balita di Posyandu merupakan salah satu kegiatan pokok Posyandu, tujuan penimbangan di posyandu ini untuk mengetahui serta memonitor konsisi kesehatan dan gizi anak melalui pengukuran antropometri berupa berat badan menurut umur sehingga sedini mungkin diketahui kecukupan asupan zat gizi makanan anak padaa saat sekarang.
Balita yang terdeteksi kekurangan gizi dikelompokan menjadi kelompok Marasmus dan Kwasiorkor berdasarkan indikator pengukuran BB/TB yang berada dibawah kelas 3 SD. Langkah lain yang telah ditempuh Dinas Kesehatan yaitu pemantauan status gizi balita. Tujuannya untuk mengetahui gambaran gizi balita yang diukur menggunakan indikator antropometri berdasarkan pengukuran BB/U. Hasil PSG ini dapat digunakan untuk bahan evaluasi serta perencanaan program baik jangka menegah manupun panjang, sedangkan untuk kegiatan intervensi baik digunakan indikator BB/TB yang mengidentifikasi kondisi saat sekarang.
Dikatakan Lily untuk program peningkatan gizi institusi kegiatan yang dilaksanakan bertujuan meningkatkan keadaan gizi di lokasi institusi yang melaksanakan/menyelenggarakan penyediaan makanan banyak baik untuk bayi, balita dan lansia seperti pada sekolah dasar, Panti asuhan, panti wreda dan lainnya. Kegiatan dapat berupa bantuan paket gizi stimulan maupun pembinaan serta penyuluhan pada lokasi tersebut.
”Tahun 2007 Diskes telah melaksanakan kegiatan pemberian makanan tambahan anak usia (PMT-AS) berupa susu segar siap santap yang dilaksanakan di wilayah puskesmas st.Tengah dan banjar Serasan dan pengadaan sarana alat masak untuk Puskesmas Siantan Hilir,” ujarnya.
Program peningkatan gizi klinik, lanjut Lily adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas gizi / ahli gizi untuk masyarakat maupun pasien dalam upaya penyembuhan maupun menjaga kesehatan dengan melakukan pemberian therafi/formula gizi baik secara individu maupun kelompok. Dan selama tahun 2007 Dinas Kesehatan melakukan kegiatan pelayanan konsultasi gizi di 22 Puskesmas, pelayanan konsultasi gizi di Jalan Johar, bantuan paket gizi di Panti asuhan, bantuan paket Gizi panti dan pelayanan TFC Puskesmas Kampung Dalam.
Untuk mendukung kualitas pelayanan program perbaikan gizi baik di tingkat Puskesmas maupun posyandu Dinas Kesehatan di tahun 2007 telah melaksanakan program Komputer PC sebanyak 9 unit, Mikrotois balita 210 Unit, Paket pasca Gizi buruk berupa susu, Paket Gizi kurang, Paket Gizi kurang untuk PAUD, Paket penambahan Vitamin balita, Sarana perlengkapan dapur dan mebler puskesmas St. Hilir, Sarana Posyandu Plus ( st.Tengah dan Kp. Dalam).
”Program – program ini adalah salah satu dari program jaminan sosial bagi warga negara terutama dari keluarga miskin yang diberikan oleh negara. Kita meminta masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan kasus gizi buruk atau rawan gizi buruk agar hak hidup anak dapat terpenuhi,” ujarnya.
Diungkapkan Lily jumlah penderita gizi buruk di kota Pontianak tahun 2007 mencapai 29 kasus menurun dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 42 kasus. Sedangkan di tahun 2005 ada 34 kasus, tahun 2004 kasus gizi buruk mencapai 22 kasus. Masih besarnya kasus penderita gizi buruk ini disebabkan kasus sering tidak terlacak karena umumnya banyak masyarakat yang tidak rutin menimbang balita setiap bulan.
Bagian Pelaksana Perbaikan Gizi Dinas Kesehatan Pontianak, Uray Ridwan, DCNM. Kes mengatakan di tahun 2007 Dinas Kesehatan juga program penanggulangan kekurangan Vitamin A (KVA), Program Penanggulangan Anemia Gizi Besi (FE) terutama penanggulanagn anemi pada ibu Hamil dan melaksanakan distribusi MP – ASI untuk balita gakin. Di tahun 2007 sasaran bayi yang diberikan MP- ASI sebanyak 870 bayi dan 3.356 balita.
Dijelaskannya tujuan utama dari dilakukannya program peningkatan gizi bagi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelaksanaan program perbaikan gizi dan ketahanan pangan.
Tujuan lain dari pelaksanaan program ini yaitu untuk meningkatnya cakupan keberhasilan program penimbangan balita, menekan jumlah kasus balita gizi kurang dan buruk, Menekan Jumlah penderita gizi kurang dan buruk di masyarakat, Semua anak balita mendapatkan kapsul vitamin A 2 kali setahun, Meningkatkan penggunaan konsumsi garam beryodium di masyarakat, meningkatnya cakupan pemberian Fe Tablet dan syrup, Semua Bayi dan balita Gakin mendapatkan MP-ASI, Semua Kecamatan tidak rawan gizi, Keluarga menggunakan garam beryodium untuk memasak.
”Program ini di tahun 2006 menghabiskan anggaran Rp 388.216.450 dan tahun 2007 telah menelan biaya Rp 499.677.470. Untuk tahun 2008 Dinas Kesehatan akan melatih kader yang akan mendeteksi adanya gejala kasus gizi buruk. Kader akan ditempatkan disetiap posyandu,” ungkapnya.□

Tidak ada komentar: