Rabu, 30 Januari 2008

Tanpa Listrik dan Jalan, Kalbar Bangkrut

Tantra Nur Andi
Borneo Tribune, Pontianak

Dua tahun ke depan Presiden SBY-JK mau tidak mau harus benar-benar memprioritaskan anggaran APBN 2008-2009 untuk pembangunan daerah di luar Pulau Jawa. Langkah ini harus dilakukan SBY-JK menjelang akhir masa jabatannya agar masyarakat tetap memilihnya pada Pilpres 2009 mendatang. Dengan prioritas ini, jumlah uang beredar di luar Jawa lebih besar.
“Prioritas pembangunan ini menjadi peluang besar bagi para pengusaha untuk menanamkan modalnya di daerah luar pulau Jawa,” kata ungkap Chief Executive Officer (CEO) Jawa Pos Group, Dahlan Iskan, diwawancarai di Resto Pondok Nelayan, Pontianak, Selasa (29/1).
Kata Dahlan yang “raja koran” itu, selama pemerintahan SBY–JK para pengusaha sangat bebas menanamkan modalnya di mana saja. Berbeda ketika pada masa pemerintahan Soeharto yang setiap bidang usaha dikuasai oleh orang-orang tertentu.
Di era SBY pengusaha harus lebih mandiri dan melupakan cara-cara masa lalu yang menginginkan fasilitas bagi mereka dari negara. Persaingan usaha juga akan semakin ketat saat ini karena semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk membuka usaha.
Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,7 persen per tahun di era SBY merupakan kondisi yang cukup baik. Apalagi pertumbuhan ekonomi ini didukung dengan stabilitas kurs Rupiah berikut stabilitas keamanan yang lumayan. Kondisi ini sangat baik bagi pengusaha untuk terus mengembangkan usahanya di Indonesia.
Dari data Bank Indonesia (BI) pertumbuhan dan peredaran uang sangat besar terjadi di Makasar, Palembang dan Bali. “Pertumbuhan ekonomi 5,7 persen sudah sangat baik bagi negara yang baru memasuki era demokrasi seperti Indonesia,” katanya.
Pasangan SBY–JK merupakan pasangan yang cukup ideal dibanding pasangan presiden-wakil presiden lain yang pernah memimpin bangsa ini. SBY memiliki sikap tenang, tertata rapi, tapi kurang cepat dan ragu. Ia dilengkapi Jusuf Kalla yang memiliki sikap sangat cepat dalam bertindak.
Iklim demokrasi Indonesia, kata Dahlan berdampak pada pelaksanaan otonomi daerah. Meski ada sedikit gejolak-gejolak di daerah karena proses Pilkada, tapi menurutnya keadaan itu tidak terlalu berpengaruh bagi pengusaha dan usahanya.
Pengusaha melihat masyarakat Indonesia sudah sangat matang dalam menyikapi proses Pilkada di daerah. Sehingga jarang terjadi konflik yang berdampak fatal bagi stabilitas keamanan nasional.
Tentang persoalan kenaikan harga yang terjadi akhir-akhir ini, juga tidak terlalu berpengaruh bagi para penguasaha. Jika harga naik, biasanya para pengusaha ikut menaikkan harga pada bidang usahanya. Persoalan kenaikan harga ini justru akan dirasakan masyarakat golongan menengah ke bawah.
“Masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah akan menjerit karena menurunnya daya beli,” ungkapnya.
Untuk Kalbar kata Dahlan, pertumbuhan ekonominya akan sangat terhambat karena belum tersedianya infrastruktur seperti listrik, pelabuhan dan jalan utama kota ke desa.
Tak adanya ketiga unsur pendukung ini akan mengakibatkan lesunya para pengusaha menanamkan modalnya di Kalbar. Para pengusaha besar akan berpikir panjang untuk menanamkan modalnya jika kondisi listrik di Kalbar sering padam, belum ada pelabuhan, dan jalan kecil. Keluar-masuk barang dan jasa terhambat, sehingga jika penguasa membuka usahanya di Kalbar akan kebingungan bagaimana cara mengekspor hasil produksinya keluar.
Jeleknya kondisi jalan raya yang menghubungkan Pontianak ke kabupaten lain, bahkan tidak adanya jalan penghubung yang baik dari Pontianak ke Ketapang menjadi kendala para pengusaha besar mengangkut bahan baku atau memasarkan hasil produk ke konsumen.
“Perusahaan besar akan bangkrut jika menanamkan modalnya di Kalbar karena tidak ada listrik yang memadai, masih hancurnya jalan, tidak adanya infrastruktur jalan. Perusahaan besar akan kesulitan mendapat pasokan bahan baku dari pedesaan,” ungkapnya.
Prediksi Dahlan yang rajin keliling mancanegara ini, Kalbar baru akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik pada 2016 mendatang. Kondisi ini pun bisa tercapai jika Kalbar mulai saat ini membangun infrastruktur seperti listrik, jalan raya dan pelabuhan. ■

Tidak ada komentar: